kafe baca biblioholic | tempat gaul para pecandu buku
Bantu Kami Mewujudkan Surga bagi Pencinta Dunia Baca dan Tulis di Makassar!

Saya selalu membayangkan surga itu seperti perpustakaan.
(Jorge Luis Borges)

Agar bisa menjadi ‘surga’ bagi pencinta dunia baca-tulis di Makassar, kami membutuhkan uluran tangan dari Anda. Saat ini kami membutuhkan relawan dan donator. Selengkapnya, silakan baca di sini!
Hadiah di Bulan Cinta

Sejak berdiri pada tanggal 13 Mei 2004 Kafe Baca Biblioholic, lembaga literasi non-profit anggota Komunitas Ininnawa, yang dikelola secara sukarela oleh beberapa relawan ini terus berbenah diri. Di Februari, bulan penuh cinta ini, kami akan memberikan kepada Anda dan menerima dari Anda sejumlah hadiah. Mau tahu hadiah apa saja itu? Baca di sini!
Yang Seru Mulai Maret 2009

Setelah mengalami pembenahan manajemen di awal tahun 2009 ini, kami akan kembali meluncurkan beberapa program yang akan berjalan mulai Maret tahun ini. Program apa saja? Silakan baca lebih detail di sini!

Sunday, February 22, 2009

[Sajak #5] Ode bagi Buku

















Ode bagi Buku


oleh Pablo Neruda


Ketika akhirnya sebuah buku kututup
aku membuka hidup.
Aku dengar juga
tangis yang ragu menghiba
di antara dermaga-dermaga
tiang-tiang tembaga
menggelincir turun ke lubang-lubang pasir
hingga ke Tocopilla.
Waktu telah malam
di antara pulau-pulau
samudera kita
berdebaran bersama ikan,
menyentuh kaki, menyentuh paha,
rusuk-rusuk rapuh
negeriku.
Seluruh malam
berpagut teguh sepanjang pasir, hingga fajar
bangkit menggugah nyanyi
seperti dia yang telah menggairahkan gitar.

Hempasan samudera mengelu-elu
Hembusan angin
menyeruku
dan Rodriguez memanggilku,
juga Jose Antonio --
Ada telegram tiba
dari negara -- "Negaraku"
dan dari seorang yang kuberi cinta
(yang tak kan kusebutkan siapa)
mengharapkan aku kini ada di Bucalemu.

Tak ada sebuah buku yang mampu
membungkusku dalam kertas
mengisi sekujurku
dengan tipografi,
dengan jejak cetak teramat riang
atau bisa mengikat mataku,
Aku beranjak keluar dari buku ke taman buah manusia
dengan parau lagu, kerabat lagu-laguku,
yang mengolah baja-baja pijar
atau menyantap daging bakar
di sisi perapian, di rumah pegunungan.
Aku cinta buku yang
penuh petualangan,
buku tentang salju atau hutan-hutan,
ke dalam bumi atau langit tinggi,
tapi aku membenci
buku tentang laba-laba
yang menyangka
telah ditebarnya jaring berbisa
menjebak lalat yang baru saja
melingkar belajar mengepak sayapnya.

Buku, biarkan aku pergi menjauhimu.
Aku bukan hendak mengenakan baju
dalam jilid-jilid,
aku tidak hendak beranjak keluar
untuk memunguti karya-karyaku,
karena sajak-sajakku
tak menyantap sajak-sajak --
mereka melahap takjub peristiwa-peristiwa
mereka hidup dalam kasar cuaca
mereka menggali sendiri umbi
dari bumi dan hidup lelaki.
Aku kini ada di jalanku.
Dengan debu di sepatu berdebu
terbebas dari kurung mitos-mitos:
Maka kembalikan saja buku ke dalam buku,
dan aku akan turun saja ke jalanan.
Aku telah pelajari hidup
langsung dari hidup itu sendiri.
Cinta mengajariku cukup dari satu kecupan
dan tak mengajarkan apapun pada orang lain,
kecuali bahwa aku telah hidup
dengan yang lazim ada di antara para lelaki,
ketika bergelut, beradu otot,
ketika mengatakan semua ucap mereka dalam lagu-laguku.

[diterjemahkan oleh Hasan Aspahani]

1 comment:

Anonymous said...

Delete shis text plz. Sorry